WAJO,Ambarnews.id - 10 Juni 2025, SMP Negeri 1 Majauleng kembali menorehkan langkah inovatif dalam membangun budaya sekolah yang sehat, inklusif, dan berakar pada kearifan lokal. Melalui pendekatan reflektif bertajuk SI RATU (Sinergi Refleksi Aktif melalui Tudang Sipulung), sekolah ini menghadirkan forum dialog sejajar antara guru dan siswa, terinspirasi dari tradisi musyawarah masyarakat Bugis, Tudang Sipulung.
Inovasi ini lahir sebagai jawaban atas tantangan sosial dan emosional siswa yang teridentifikasi dalam asesmen tahun 2023, di mana lebih dari 50% dari total 243 siswa mengalami masalah dalam pembelajaran, kedisiplinan, dan relasi sosial.
“Melalui SI RATU, kami ingin menjadikan refleksi sebagai budaya yang hidup di sekolah. Siswa kami ajak bicara, didengar, dan dilibatkan dalam menyusun solusi. Ini bukan hanya pendekatan pendidikan, tetapi juga pendekatan kemanusiaan,” tutur Agung Setiawan, Guru BK sekaligus penggagas program.
SI RATU dijalankan melalui tiga tahapan utama: identifikasi isu melalui survei dan observasi; pelaksanaan forum Tudang Sipulung setiap semester; serta tindak lanjut berupa kebijakan sekolah yang relevan. Dalam forum, guru berperan sebagai fasilitator, sementara siswa diberi ruang aman untuk menyampaikan gagasan, pengalaman, dan perasaan mereka secara terbuka.
Kepala SMP Negeri 1 Majauleng, Baso Sirajuddin, menyambut baik dan mendukung penuh inisiatif ini. “Kami melihat SI RATU sebagai inovasi yang sangat relevan dan membumi. Dengan mengangkat nilai lokal, sekolah menjadi tempat yang lebih manusiawi dan dekat dengan budaya siswa. Ini selaras dengan visi kami membangun sekolah sebagai rumah kedua yang nyaman dan membentuk karakter,” ungkapnya.
Hasil implementasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam partisipasi siswa, transformasi hubungan antara guru dan siswa yang lebih empatik, serta lahirnya budaya refleksi yang menjadi bagian dari keseharian sekolah. Beberapa kebijakan pun turut berubah, seperti penambahan sesi refleksi kelas, pelatihan komunikasi empatik bagi guru, dan pembentukan kelompok peduli siswa.
Dengan hasil yang signifikan, SI RATU direkomendasikan untuk diperluas dan direplikasi ke sekolah-sekolah lain, terutama yang ingin membangun budaya sekolah dengan pendekatan kultural. Sekolah juga mendorong dokumentasi praktik baik ini untuk menjadi bagian dari strategi penguatan profil pelajar Pancasila.

ahmadisaputra